Beberapa hari yang lalu saya berbincang dengan seorang teman lama yang menceritakan telah bertemu dengan agen asuransi jiwa, yang dia risaukan adalah bagaimana mungkin memiliki asuransi jiwa jika kita tahu apa yang akan terjadi? Ikuti perbincangannya.
Teman : Kang kemarin ada seorang agen sebuah asuransi jiwa yang menawarkan produk asuransinya kepada saya dan tentunya keluarga, menurut akang apakah perlu saya memiliki nya?
Saya ; Kamu punya SIM atau tidak ? baik SIM A ataupun SIM B
Teman : memang kenapa kang? saya punya SIM B karena dulu sering mengemudikan truk dan mobil lainnya.
Saya : masih aktif atau sudah expired?
Teman : masih sampai 2018, memang kenapa?
Saya ; Jika begitu saya rasa kamu tidak butuh lagi asuransi jiwa kecuali kamu inginkan klaim asuransi di kemudian hari bisa diterima keluargamu jika kamu meninggal dunia karena kecelakaan.
Teman : O ya kang saya baru ingat kalau SIM itu ada asuransi jiwa nya sehingga otomatis kita tercatat sebagai anggota dan pemilik asuransi jiwa.
Saya : benar prend , makanya teliti dulu lah. Tapi kalau saya rasa yang terpenting saat ini mungkin asuransi pendidikan agar saat kita sudah tidak kuat lagi kerja dan anak kita masih bisa melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang tertinggi.
Teman : Apa benar kang kalau kita waskito atau tahu sebelum terjadi bisa juga mengetahui bencana atau peristiwa yang mengancam jiwa kita di kemudian hari?
Saya : Saya tidak bisa menjawab bro tapi semua kadang sudah ditentukan termasuk untung atau rugi, hidup atau mati dan sebagainya . Karena kita hanya bisa berencana dan Allh SWT yang menentukan.
Teman ; ya Kang , kita hanya mahkluknya yang lemah dan semoga kita selamat didunia dan akhirat, amiin.
Tak terasa perbincangan ini sudah harus di akhiri karena waktu sudah malam waktunya untuk istirahat dan besok bekerja agar keluarga tercukupi kebutuhannya.
Teman : Kang kemarin ada seorang agen sebuah asuransi jiwa yang menawarkan produk asuransinya kepada saya dan tentunya keluarga, menurut akang apakah perlu saya memiliki nya?
Saya ; Kamu punya SIM atau tidak ? baik SIM A ataupun SIM B
Teman : memang kenapa kang? saya punya SIM B karena dulu sering mengemudikan truk dan mobil lainnya.
Saya : masih aktif atau sudah expired?
Teman : masih sampai 2018, memang kenapa?
Saya ; Jika begitu saya rasa kamu tidak butuh lagi asuransi jiwa kecuali kamu inginkan klaim asuransi di kemudian hari bisa diterima keluargamu jika kamu meninggal dunia karena kecelakaan.
Teman : O ya kang saya baru ingat kalau SIM itu ada asuransi jiwa nya sehingga otomatis kita tercatat sebagai anggota dan pemilik asuransi jiwa.
Saya : benar prend , makanya teliti dulu lah. Tapi kalau saya rasa yang terpenting saat ini mungkin asuransi pendidikan agar saat kita sudah tidak kuat lagi kerja dan anak kita masih bisa melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang tertinggi.
Teman : Apa benar kang kalau kita waskito atau tahu sebelum terjadi bisa juga mengetahui bencana atau peristiwa yang mengancam jiwa kita di kemudian hari?
Saya : Saya tidak bisa menjawab bro tapi semua kadang sudah ditentukan termasuk untung atau rugi, hidup atau mati dan sebagainya . Karena kita hanya bisa berencana dan Allh SWT yang menentukan.
Teman ; ya Kang , kita hanya mahkluknya yang lemah dan semoga kita selamat didunia dan akhirat, amiin.
Tak terasa perbincangan ini sudah harus di akhiri karena waktu sudah malam waktunya untuk istirahat dan besok bekerja agar keluarga tercukupi kebutuhannya.
