Mata Batin atau dalam Istilah Tasawuf Al Bathinah merupakan Indera keenam yang Allah berikan kepada setiap manusia, Mata Batin ibarat kaca yang dapat melihat sesuatu (bercermin) atau ibarat pisau tumpul yang dapat diasah sampai tajam sehingga dapat memotong sesuatu benda.
Setiap manusia mempunyai mata batin yang asal mulanya Allah ciptakan bersih tanpa ada noda sedikitpun tetapi kemudian dinodai oleh sifat-sifat buruk dan keduniawian.
Ketika kita masih kecil mata batin kita masih bersih sehingga dapat melihat hal-hal yang ghoib dan mudah menangkap Ilmu Pengetahuan dengan mudah tetapi setelah kita besar mata batin kita sudah ternodai oleh sifat-sifat buruk dan keduniawian sehingga tidak dapat melihat lagi hal-hal yang ghoib (tertutup), tempat mata hati adalah Qalbu ( hati nurani ) yang selalu berubah setiap saat sesuai dengan perbuatan manusia sehari-hari jika berbuat jahat akan lupa kepada Allah maka Qalbu itu menjadi kotor dan jika berbuat baik atau berzikir Qalbu itu akan bersih kembali.
kekuatan mata hati ada beberapa tingkatan.
Tingkat pertama mata hati yang melihat keagungan Allah disetiap objek yang dilihat oleh mata Zahir, ketika melihat bunga maka ia tidak hanya takjub dengan melihat bunga tersebut tetapi akal dan pikirannya langsung bertafakur mengenai keagungan Allah dalam menciptakan keindahan di alam dunia maka tatkala ia merenung ia akan merasa kecil di hadapan Allah dan selalu mengucapkan subhanallah ketika melihat kejadian-kejadian di alam dunia. Mata dzahir melihat fakta mata batin memberikan makna terhadap apa yang diligat oleh mata zahir dan itu tergantung dari kesehatan hati manusia, semakin sehat maka ia akan mendapatkan makna semakin dalam sampai kepada sebuah hakihat dari alam semesta, mata hati tidak bisa menguraikan secara materil apa yang disaksikan oleh mata hati,maka ia memerlukan sebuah perumpamaan untuk menguraikan makna, seperti makna hakikat dunia menurut mata hati bahwa dunia itu adalah bagaikan seorang nenek tua yang sedang berhias sedangkan tubuhnya banyak ulatnya.
Tingkat kedua mata hati yang terbuka dan mendapatkan cahaya hidayah dari Allah, akan mampu menyaksikan dengan keimanan tentang alam setelah jasad dan roh memisahkan, dia meyakini bahwa ada alam setelah alam dunia ini, yaitu alam kubur, padang mashar, hari pembalasan dan lain sebagainya.
Tingkat Ketiga apabila mata hati semkin kuat dan hati semakin bersih maka ia akan memahami tentang alam keabadian yaitu alam akhirat, kematian di dunia adalah awal dari sebuah perjalanan alam keabadian, kematian hanya memisahkan jasad dan roh manusia, roh manusialah yang nantinya akan menghadap Allah untuk mempertanggungjawabkan semua amal yang dilakukan di dunia, ahli maksiat tidak akan bisa selamat dengan kematian dan ahli taat tidak akan kehilangan pahala dengan kematian,karena kematian adalah sebuah awal perjalanan menuju alam keabadian yaitu akhirat.
Seorang hamba yang mata hatinya terbuka maka ia tidak akan dirisaukan oleh rezeki yang ia dapatkan, baik banyak atau sedikit rezeki yang ia terima tetap ia akan bersyukur pada Allah, karena baik banyak atau sedikit rezeki yang diterima oleh manusia tetap semua itu milik Allah dan akan dikembalilkan kepada Allah, maka hidupnya akan selalu tenang, dia tau kemana ia harus melangkah dan apa yang harus ia lakukan karena semuanya sudah tercantum dalam Al-quran dan contoh pelaksanaanya sudah ada dalam sosok Rasulullah, ia hidupnya hanya untuk ibadah. Semua aspek kehidupannya akan tertuju kepada Allah, dia Shalat karena Allah, zakat karena Allah, bekerja karena Allah, berkeluarga karena ingin ridho Allah, semuanya untuk Allah. Kalau semuanya untuk Allah buat apa ia risau dengan sedikitnya rezeki, buat apa ia berlaku tidak jujur sedangkan ia meyakini bahwa Allah maha melihat,buat apa ia iri dengan orang yang hartanya lebih banyak dari dia, banyak sedkitnya harta itu semua milik Allah.
Kesimpulannya bahwa semua kelebihan yang diberikan oleh Allah SWT hendaknya berbuah manis dan bisa di jadikan untuk menolong sesama, bukankah orang yang baik dan mempunyai kelebihan semata mata untuk menolong sesama dan bukan sebaliknya.